Seperti Rezeki Untuk Bughats

Seorang ulama dari Suriah bercerita tentang do’a yang selalu ia lantunkan. Ia selalu mengucapkan do’a seperti berikut ini.

ﺍَﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺍﺭﺯُﻗﻨَﺎ ﻛَﻤَﺎ ﺗَﺮﺯُﻕُ ﺍﻟﺒُﻐَﺎﺙََ 

Ya Allah, berilah aku rezeki sebagaimana Engkau memberi rezeki kepada bughats. 
Apakah “bughats” itu? Dan bagaimana kisahnya?

“Bughats” anak burung gagak yang baru menetas. Burung gagak ketika mengerami telurnya akan menetas mengeluarkan anak yang disebut “bughats”. Ketika sudah besar dia menjadi gagak (ghurab).

Apa perbedaan antara bughats dan ghurab?

Disebutkan bahwa anak burung gagak ketika baru menetas warnanya bukan hitam seperti induknya, karena ia lahir tanpa bulu. Kulitnya berwarna putih.

Saat induknya menyaksikanya, ia tidak terima itu anaknya, hingga ia tidak mau memberi makan dan minum, lalu hanya mengintainya dari kejauhan saja.

Anak burung kecil malang yang baru menetas dari telur itu tidak mempunyai kemampuan untuk banyak bergerak, apalagi untuk terbang.

Lalu bagaimana ia makan dan minum…?

Allah Yang Maha Pemberi Rezeki yang menanggung rezekinya, karena Dialah yang telah menciptakannya.

Allah menciptakan aroma tertentu yang keluar dari tubuh anak gagak tersebut sehingga mengundang datangnya serangga ke sarangnya. Lalu berbagai macam ulat dan serangga berdatangan sesuai dengan kebutuhan anak gagak dan ia pun memakannya.

ماشاءالله

Keadaannya terus seperti itu sampai warnanya berubah menjadi hitam, karena bulunya sudah tumbuh.

Ketika itu barulah gagak mengetahui itu anaknya dan ia pun mau memberinya makan sehingga tumbuh dewasa untuk bisa terbang mencari makan sendiri.

Secara otomatis aroma yang keluar dari tubuhnya pun hilang dan serangga tidak berdatangan lagi ke sarangnya.

Dia-lah Allah, Ar Razaq, Yg Maha Penjamin Rezeki.

… نَحْنُ قَسَمْنَا بَيْنَهُمْ مَّعِيشَتَهُمْ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا 

…Kamilah yang menentukan penghidupan mereka dalam kehidupan dunia… (QS. Az-Zukhruf: Ayat 32)

Rezekimu akan mendatangimu di mana pun engkau berada, selama engkau menjaga ketaqwaanmu kepada Allah, sebagaimana sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassallam:

“Sesungguhnya Malaikat Jibril membisikkan di dalam qalbuku bahwa seseorang tidak akan meninggal sampai sempurna seluruh rezekinya. Ketahuilah, bertaqwalah kepada Allah, dan perindahlah caramu meminta kepada Allah. Jangan sampai keterlambatan datangnya rezeki membuatmu mencarinya dengan cara berma’siat kepada Allah. Sesungguhnya tidak akan didapatkan sesuatu yang ada di sisi Allah kecuali dengan mentha’atinya.”

Jadi tidaklah pantas bagi orang-orang yang beriman berebut rezeki dan seringkali tidak mengindahkan halal haramnya rezeki itu dan cara memperolehnya.

Mari introspeksi diri, apakah mu’amalah dan pekerjaan yang kita lakukan ini sudah sesuai hukum الله atau belum. Mengetahui status hukum perbuatan dulu baru berbuat.

Itulah sikap selayaknya seorang muslim.

اَللّٰهُمَّ اَكْفِنِيْ بِحَلَالِكَ عَنْ حَرَامِكَ، وَأَغْنِنِيْ بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ.

“Ya Allah, berilah aku kecukupan dengan rezeki yang halal, sehingga aku tidak memerlukan yang haram, dan berilah aku kekayaan dengan karuniamu, sehingga aku tidak memerlukan bantuan orang lain, selain diri-Mu.” (HR. Ahmad)

Oleh sebab itu wahai kaum muslim, janganlah kita takut akan kurangnya rezeki, Allah Subhanahu wata’ala sudah mengatur rezeki. Sadarilah kitalah yang sebenarnya tidak pernah puas dan qanaah (menerima) dalam mensyukuri ni’mat.

Perbanyaklah bersyukur dan beristighfar agar kita disayang Allah Subhanahu wata’ala.

Selamat bekerja.

semoga hidup kita dicukupkan oleh rezeki yang halaalan thoyyibaan dan dipenuhi keberkahan didalam mencari karunia Allah Subhanahu wata’ala diatas muka bumi ini. Amin…

Source: kulwag “Junaedi Family” 23/05/17

Anak Cermin Orangtuanya

Anak mencerminkan hati orang tuanya

سِرُّ الْوَالِدِ ظَهَرَ فِي الْوَلَدِ 
اَلْوَلَدُ يَدُلُّ عَلٰى سِرِّ الْوَالِدِ

Ketika kedua orang tua nya hati nya sholih, anak nya akan sholih. Jadi kalau ingin anaknya sholih, maka jadilah org sholih. Tp ini tdk mudah, beruntung, Alloh SWT memberi kemurahan dlm ayat 

وَأَلْحِقْنَا بِالصَّالِحِيْنَ

Bisa kita pahami, kalau tdk mampu jd org sholih, tp kepingin anak2 nya sholih, maka berkumpul lah dgn org2 sholih, cinta lah (mahabbah) pada org2 sholih.

مَنْ أَحَبَّ عَالِمًا كَانَ إِبْنُهُ أَوْ حِفْدُهُ عَالِمًا

Barang siapa mencintai orang ‘alim, maka kelak anaknya, atau cucunya akan jadi orang ‘alim, begitu juga dengan orang sholih.

Source: kulwag “ppi 2003” 30/04/17

Menghindarkan Diri Dari Perselisihan

1. Kalau berselisih dengan pelanggan… walaupun kita menang… Pelanggan tetap akan lari…

2. Kalau berselisih dengan rekan sekerja… Walaupun kita menang… Tiada lagi semangat bekerja dalam tim…

3. Kalau berselisih dengan boss… Walaupun kita menang… Tiada lagi masa depan di tempat itu…

4. Kalau berselisih dengan keluarga… Walaupun kita menang… Hubungan kekeluargaan akan renggang…

5. Kalau berselisih dengan teman… Walaupun kita menang… Yang pasti kita akan kekurangan teman…

6. Kalau berselisih dengan pasangan… Walaupun kita menang… Perasaan sayang pasti akan berkurang…

7. Kalau berselisih dengan siapapun… Walaupun kita menang… Pada prinsipnya kita kalah… 

Yang menang, hanya EGO DIRI SENDIRI Yang tinggi dan naik adalah EMOSI…… 

Yang jatuh adalah CITRA dan JATI DIRI KITA SENDIRI….. 

Tidak ada artinya kita menang dalam perselisihan…

🍃Apabila menerima teguran, tidak usah terus melenting atau berkelit, bersyukurlah, masih ada yang mau menegur kesalahan kita… Berarti masih ada orang yang memperhatikan kita…

🍃Jaga selalu kekompakan dalam kebersamaan… Jaga lisan, perbuatan dan tulisan agar tidak ada hati yang tersakiti.

🍃Semoga kita semua selalu dapat menjaga Ego dan Emosi, Dan selalu menjadi manusia yang pandai bersyukur… Aamiin……..

Ali bin Abi Tholib berkata :

“Jangan menjelaskan tentang dirimu kepada siapa pun, karena yang menyukaimu tidak butuh itu dan yang membencimu tidak percaya itu.”

Teruslah melangkah selama engkau berada di jalan yang baik, meski terkadang kebaikan tidak selamanya dihargai.

Hidup bukan tentang siapa yang terbaik, tapi siapa yang mau berbuat baik.

Jika datang kepadamu gangguan, jangan berpikir bagaimana cara membalas dengan yang lebih pedih, tapi berpikirlah bagaimana cara membalas dengan yang lebih baik.

Teruslah berdoa dan berikhtiar.

Sibukkan diri dalam kebaikan. Hingga keburukan lelah mengikutimu.

Semoga hari ini lebih baik dari hari kemarin.

Source: kulwag “Junaedi Family” 01/05/17

Doa Rasulullah di Pagi Hari

Telah diriwayatkan oleh Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa apabila datang pagi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam senantiasa berdoa, dengan:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا ، وَرِزْقًا طَيِّبًا ، وَعَمَلا مُتَقَبَّلا

“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadamu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang thayyib, dan amalan yang diterima”. (HR Ibnu Majah dan Ahmad).

Renungkanlah doa ini:

Yang pertama diminta adalah ilmu. Karena dengan ilmu, pintu-pintu kebaikan dibuka. Dengan ilmu, kita tahu mana yang baik dan mana yang buruk. Dengan ilmu, kita mengetahui tentang langkah apa yang harus dipilih. Dengannya kita tahu mana yang halal dan haram. Dengannya kita tahu mana yang sunnah dan mana yang bukan.

Yang kedua, beliau meminta rezeki. Tidak sembarang rezeki, tapi rezeki yang Thayyib. Karena kita hidup di dunia, kita butuh bekal dan sarana. Rezeki yang thayyib adalah rezeki yang halal dan berkah. Yang bisa menjaga kesehatan jasmani dan rohani. Kadang halal tapi tak sehat buat jasmani kita. Kadang halal tapi tak cukup untuk kebutuhan kita. Thoyyib adalah halal dan berkah.

Yang ketiga, beliau meminta amal yang diterima. Ilmu tanpa amal adalah bak pohon tak berbuah. Ilmu tanpa amal adalah ibarat keledai yang membawa kitab-kitab dipunggungnya. Berat, tiada guna bahkan merupakan suatu kebodohan. Dan yang diminta adalah amal yang diterima. Karena ada amal-amal yang ditolak. Syarat diterima amal adalah dua. Ilmu (yakni) amalan kita sesuai dengan yang dicontohkan Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan yang kedua ikhlas, karena Allah Jalla wa ‘Ala.

Dengan doa ini, niscaya pagi kita akan cerah, dengan bimbingan Ilahi. Sudahkah kita mengamalkannya?

Washalatu wassalamu ‘ala nabiyyina Muhammadin wa ‘ala alihi wa shahbihi ajmain.

Penulis: Ust. Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A.
Source: kulwag “mi banjar 2” 01/05/17

Rich Kids

Gordon Ramsay mungkin chef paling kaya di dunia, tetapi….

Anak-anaknya tidak sekaya bapaknya, karena mereka tidak akan mewarisi kekayaan Ramsay yang besarnya US $140 juta (Rp 1,8 trilyun).  

Gordon Ramsay termasuk salah satu orang super kaya yang berkata bahwa  ia tidak akan mewariskan hartanya pada anak-anaknya, di samping  Bill Gates, Warren Buffett, George Lucas dan Sting.

Alasannya, ia tidak mau memanjakan mereka sehingga mereka berakhir sebagai orang yang gagal.

Anak-anak Ramsay terbang dengan kelas ekonomi, sementara Ramsay dan istrinya terbang dengan “first class”. 

Menurutnya, “Mereka belum bekerja cukup keras untuk layak mendapatkan hal itu.”

Anak-anaknya diberi uang saku secukupnya, dan mereka harus membayar biaya telepon serta bus (mereka sekolah naik bus bukan mobil). 

Anak-anak Ramsay terlibat aktif dalam kegiatan sosial, dan mereka diajar untuk memasak supaya memiliki ketrampilan untuk hidup, mereka diajarkan harus berjuang sendiri untuk meraih cita-cita mereka.

Memberi fasilitas terlalu banyak akan melemahkan daya juang anak-anak Anda, membuat mereka tidak bertanggung jawab, dan berperilaku buruk karena merasa berhak mendapatkan perlakuan bintang lima karena kekayaan orang tua mereka. 

Tetapi orangtua seringkali melakukannya dengan alasan bahwa mereka bekerja keras untuk anak-anaknya. MEREKA DAHULU SUSAH, DAN TAK MAU ANAKNYA JUGA MENGALAMI KESUSAHAN.

Alasan lain karena mereka malas mendidik dan menyerah saja ketika anaknya merengek, “Semua temanku yang lain punya itu…”. Sehingga anak menjadi anak gampang, tidak punya daya juang, tidak punya skill memperjuangkan sesuatu.

Anak anak tidak cukup dibekali dengan knowledge akademik saja. Justru yang mahal adalah jam terbang bertahan dalam kesulitan, tahan stress dan kaki yang kuat untuk pantang menyerah!

Apa yang sebenarnya KEBUTUHAN anak-anak dari Anda?

Cinta kasih, bimbingan rohani, arahan teknis, tempat tinggal, makanan, pakaian, pendidikan dan pemeliharaan kesehatan. Yaa…Itu saja!

Lainnya adalah KEINGINAN yang cenderung berupa kemewahan, seperti gadget teranyar, fashion keren, jam tangan dll. 

Orangtua ingin anaknya “bahagia”. Namun sebenarnya yang anak-anak butuhkan, orangtua yang mendorong mereka untuk mampu MANDIRI.

MENGHABISKAN WAKTU DENGAN ANAK-ANAK LEBIH PENTING, DARIPADA…… MENGHABISKAN UANG UNTUK MEREKA.

ORANG HEBAT tidak dihasilkan melalui kemudahan, kesenangan, dan kenyamanan.

TAPI….. Mereka dibentuk melalui KESUKARAN…. TANTANGAN… & AIR MATA.
Source: kulwag “Junaedi Family” 26/04/17

Rasulullah dan Ukasyah

Assalamualaikum..

Kisah ini terjadi pada diri Rasulullah SAW sebelum wafat.

Rasulullah SAW telah jatuh sakit agak lama, sehingga kondisi beliau sangat lemah.

Pada suatu hari Rasulullah SAW meminta Bilal memanggil semua sahabat datang ke Masjid. Tidak lama kemudian, penuhlah Masjid dengan para sahabat. Semuanya merasa rindu setelah agak lama tidak mendpt taushiyah dari Rasulullah SAW.

Beliau duduk dg lemah di atas mimbar. Wajahnya terlihat pucat, menahan sakit yg tengah dilderitanpya.

Kemudian Rasulullah SAW bersabda: “Wahai sahabat2 ku semua. Aku ingin bertanya, apakah telah aku sampaikan semua kepadamu, bahwa sesungguhnya Allah SWT itu adalah satu2nya Tuhan yg layak di sembah?”

Semua sahabat menjawab dg suara bersemangat, ” Benar wahai Rasulullah, Engkau telah sampaikan kpd kami bahwa sesungguhnya Allah SWT adalah satu2nya Tuhan yg layak disembah.”

Kemudian Rasulullah SAW bersabda: “Persaksikanlah ya Allah. Sesungguhnya aku telah menyampaikan amanah ini kepada mereka.”

Kemudian Rasulullah bersabda lagi, dan setiap apa yg Rasulullah sabdakan selalu dibenarkan oleh para sahabat.

Akhirnya sampailah kepada satu pertanyaan yg menjadikan para sahabat sedih dan terharu. 

Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya, aku akan pergi menemui Allah. Dan sebelum aku pergi, aku ingin menyelesaikan segala urusan dengan manusia. Maka aku ingin bertanya kepada kalian semua. Adakah aku berhutang kepada kalian? Aku ingin menyelesaikan hutang tersebut. Karena aku tidak mau bertemu dengan Allah dalam keadaan berhutang dg manusia.”

Ketika itu semua sahabat diam, dan dalam hati masing2 berkata “Mana ada Rasullullah SAW berhutang dengan kita? Kamilah yang banyak berhutang kpd Rasulullah”.

Rasulullah SAW mengulangi pertanyaan itu sebanyak 3 kali.

Tiba2 bangun seorang lelaki yg bernama UKASYAH, seorang sahabat mantan preman sblm masuk Islam, dia berkata: “Ya Rasulullah! Aku ingin sampaikan masalah ini. Seandainya ini dianggap hutang, maka aku minta engkau selesaikan. Seandainya bukan hutang, maka tidak perlulah engkau berbuat apa-apa”.

Rasulullah SAW berkata: “Sampaikanlah wahai Ukasyah”.

Maka Ukasyah pun mulai bercerita: “Aku masih ingat ketika perang Uhud dulu, satu ketika engkau menunggang kuda, lalu engkau pukulkan cambuk ke belakang kuda. Tetapi cambuk tsb tidak kena pada belakang kuda, tapi justru terkena pada dadaku, karena ketika itu aku berdiri di belakang kuda yg engkau tunggangi wahai Rasulullah”.

Mendengar itu, Rasulullah SAW berkata: “Sesungguhnya itu adalah hutang wahai Ukasyah. Kalau dulu aku pukul engkau, maka hari ini aku akan terima hal yg sama.”

Dengan suara yg agak tinggi, Ukasyah berkata: “Kalau begitu aku ingin segera melakukannya wahai Rasulullah.”

Ukasyah seakan-akan tidak merasa bersalah mengatakan demikian.

Sedangkan ketika itu sebagian sahabat berteriak marah pd Ukasyah. “Sungguh engkau tidak berperasaan Ukasyah. bukankah Baginda sedang sakit..!?”

Ukasyah tidak menghiraukan semua itu. Rasulullah SAW meminta Bilal mengambil cambuk di rumah anaknya Fatimah.

Bilal meminta cambuk itu dari Fatimah, kemudian Fatimah bertanya: “Untuk apa Rasulullah meminta cambuk ini wahai Bilal?”

Bilal menjawab dg nada sedih: “Cambuk ini akan digunakan Ukasyah utk memukul Rasulullah”

Terperanjat dan menangis Fatimah seraya berkata:

“Kenapa Ukasyah hendak pukul ayahku Rasulullah? Ayahku sdg sakit, kalau mau mukul, pukullah aku anaknya”.

Bilal menjawab: “Sesungguhnya ini adalah urusan antara mereka berdua”.

Bilal membawa cambuk tersebut ke Masjid lalu diberikan kepada Ukasyah.

Setelah mengambil cambuk, Ukasyah menuju ke hadapan Rasulullah. 

Tiba2 Abu bakar berdiri menghalangi Ukasyah sambil berkata: “Ukasyah..! kalau kamu hendak memukul, pukullah aku. Aku orang yg pertama beriman dg apa yg Rasulullah SAW sampaikan. Akulah sahabtnya di kala suka dan duka. Kalau engkau hendak memukul, maka pukullah aku”.

Rasulullah SAW: “Duduklah wahai Abu Bakar. Ini urusan antara aku dg Ukasyah”.

Ukasyah menuju kehadapan Rasulullah. Kemudian Umar berdiri menghalangi Ukasyah sambil berkata: “Ukasyah..! kalau engkau mau mukul, pukullah aku. Dulu memang aku tidak suka mendengar nama Muhammad, bahkan aku pernah berniat untuk menyakitinya, itu dulu. Sekarang tidak boleh ada seorangpun yg boleh menyakiti Rasulullah Muhammad. Kalau engkau berani menyakiti Rasulullah, maka langkahi dulu mayatku..!.”

Lalu dijawab oleh Rasulullah SAW: “Duduklah wahai Umar. Ini urusan antara aku dg Ukasyah”.

Ukasyah menuju kehadapan Rasulullah, tiba2 berdiri Ali bin Abu Talib sepupu sekaligus menantu Rasulullah SAW.

Dia menghalangi Ukasyah sambil berkata: “Ukasyah, pukullah aku saja. Darah yg sama mengalir pada tubuhku ini wahai Ukasyah”.

Lalu dijawab oleh Rasulullah SAW: “Duduklah wahai Ali, ini urusan antara aku dg Ukasyah” .

Ukasyah semakin dekat dg Rasulullah. Tiba2 tanpa disangka, bangkitlah kedua cucu kesayangan Rasulullah SAW yaitu Hasan dan Husen. 

Mereka berdua memegangi tangan Ukasyah sambil memohon. “Wahai Paman, pukullah kami Paman. Kakek kami sedang sakit, pukullah kami saja wahai Paman. Sesungguhnya kami ini cucu kesayangan Rasulullah, dengan memukul kami sesungguhnya itu sama dg menyakIiti kakek kami, wahai Paman.”

Lalu Rasulullah SAW berkata: “Wahai cucu2 kesayanganku duduklah kalian. Ini urusan Kakek dg Paman Ukasyah”.

Begitu sampai di tangga mimbar, dg lantang Ukasyah berkata: “Bagaimana aku mau memukul engkau ya Rasulullah. Engkau duduk di atas dan aku di bawah. Kalau engkau mau aku pukul, maka turunlah ke bawah sini.”

Rasulullah SAW memang manusia terbaik. Kekasih Allah itu meminta beberapa sahabat memapahnya ke bawah. Rasulullah didudukkan pada sebuah kursi, lalu dengan suara tegas Ukasyah berkata lagi: “Dulu waktu engkau memukul aku, aku tidak memakai baju, Ya Rasulullah”

Para sahabat sangat geram mendengar perkataan Ukasyah.

Tanpa ber-lama2 dlm keadaan lemah, Rasulullah membuka bajunya. Kemudian terlihatlah tubuh Rasulullah yg sangat indah, sedang bbrp batu terikat di perut Rasulullah pertanda Rasulullah sedang menahan lapar.

Kemudian Rasulullah SAW berkata: “Wahai Ukasyah, segeralah dan janganlah kamu ber-lebih2an. Nanti Allah akan murka padamu.”

Ukasyah langsung menghambur menuju Rasulullah SAW, cambuk di tangannya ia buang jauh2, kemudian ia peluk tubuh Rasulullah SAW seerat-eratnya. Sambil menangis se-jadi2nya, Ukasyah berkata: “Ya Rasulullah, ampuni aku, maafkan aku, mana ada manusia yang sanggup menyakiti engkau ya Rasulullah. Sengaja aku melakukannya agar aku dapat merapatkan tubuhku dg tubuhmu. 

Seumur hidupku aku ber-cita2 dapat memelukmu. Karena sesungguhnya aku tahu bahwa tubuhmu tidak akan dimakan oleh api neraka. Dan sungguh aku takut dengan api neraka. Maafkan aku ya Rasulullah…”

Rasulullah SAW dg senyum berkata: “Wahai sahabat2ku semua, kalau kalian ingin melihat ahli Surga, maka lihatlah Ukasyah..!”

Semua sahabat meneteskan air mata. Kemudian para sahabat bergantian memeluk Rasulullah SAW.
Semoga dengan membaca ini bila ada air mata ini membuktikan kecintaan kita kepada kekasih Allah SWT….

Allahumma sholli ‘alaa Muhammad.

Allahumma sholli ‘alayhi wassalam …

Semoga Allah Swt. Sll meridloi kita semua, Amin.

10 Sifat Istri yang Membuat Rezeki Suaminya Melimpah

Assalamu’alaikum wr wb..

Banyak suami yang mungkin belum mengetahui kalau rejekinya dengan izin Allah mengalir lancar berkat peran istri. Memang tidak dapat dilihat secara kasat mata, tetapi dapat dijelaskan secara spiritual kalau 10 karakter istri ini ‘membantu’ menghadirkan rejeki untuk suaminya.

1. Istri yang pandai bersyukur

Istri yang bersyukur atas semua karunia Allah pada hakikatnya dia sedang mengundang tambahan nikmat untuk suaminya. Termasuk juga rejeki. Miliki suami, bersyukur. Jadi ibu, bersyukur. Anak-anak dapat mengaji, bersyukur. Suami memberi nafkah, bersyukur.

2. Istri yang tawakal kepada Allah

Di waktu seseorang bertawakkal pada Allah, Allah akan mencukupi rejekinya.

“Dan barangsiapa yang bertawakkal pada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. ” (QS. Ath Thalaq : 3).

Bila seseorang istri bertawakkal pada Allah, sementara dia tidak bekerja, dari mana dia dicukupkan rejekinya. Allah akan mencukupkannya dari jalan lain, tidak selamanya harus langsung diberikan pada wanita itu.

3. Istri yang baik agamanya

Rasulullah menjelaskan kalau wanita dinikahi karena empat perkara. Karena hartanya, kecantikannya, nasabnya dan agamanya.

“Pilihlah karena agamanya, niscaya kamu beruntung” (HR. Al Bukhari dan Muslim).

Beruntung itu beruntung didunia dan di akhirat. Beruntung didunia, salah satu aspeknya yaitu dimudahkan mendapatkan rejeki yang halal.

Coba kita perhatikan, insya Allah tidak ada satu pun keluarga yang semua anggotanya patuh pada Allah lalu mereka mati kelaparan atau nasibnya mengenaskan.

4. Istri yang banyak beristighfar

Diantara keutamaan istighfar yaitu mendatangkan rejeki. Hal semacam itu dapat dilihat dalam Surat Nuh ayat 10 sampai 12. Kalau dengan memperbanyak istighfar, Allah akan mengirimkan hujan dan memperbanyak harta.

“Maka saya katakan pada mereka, ‘Mohonlah ampun pada Tuhanmu’, sesunguhnya Dia adalah Maha Pengampun, pasti Dia akan mengirimkan hujan padamu dengan lebat, memperbanyak harta dan anak-anakmu, mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (juga di dalamnya) sungai-sungai untukmu” (QS. Nuh : 10-12).

5. Istri yang gemar silaturahim

Istri yang gemar menyambung silaturahim, baik pada orang tuanya, mertuanya, sanak familinya, serta saudari-saudari seaqidah, pada intinya ia tengah menolong suaminya membuat lancar rejeki. Sebab keutamaan silaturahim adalah dilapangkan rejekinya dan dipanjangkan umurnya.

“Siapa yang suka dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya hendaklah dia menyambung silaturrahmi. ” (HR. Al Bukhari dan Muslim).

6. Istri yang suka bersedekah

Istri yang suka bersedekah, dia juga pada hakikatnya sedang melipatgandakan rejeki suaminya. Sebab salah satu keutamaan sedekah seperti disebutkan dalam surat Al Baqarah, akan dilipatgandakan Allah sampai 700 kali lipat. Bahkan sampai kelipatan lain sesuai kehendak Allah.

Bila istri diberi nafkah oleh suaminya, lalu sebagiannya ia gunakan untuk sedekah, mungkin tidak segera dibalas melaluinya. Tetapi bisa jadi dibalas melalui suaminya. Jadilah pekerjaan suaminya lancar, rejekinya berlimpah.

“Perumpamaan orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir ada seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) untuk siapapun yang Dia kehendaki. Dan Allah Mahaluas lagi Maha Mengetahui. ” (QS. Al Baqarah : 261).

7. Istri yang bertaqwa

Orang yang bertaqwa akan mendapatkan jaminan rejeki dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bahkan ia akan mendapatkan rejeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Seperti firman Allah dalam surat Ath Talaq ayat 2 dan 3.

“Barangsiapa bertaqwa pada Allah, niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya serta memberinya rizki dari arah yg tidak disangka-sangka” (QS. At Thalaq : 2-3).

8. Istri yang selalu mendoakan suaminya

Bila seorang ingin mendapatkan suatu hal, ia perlu mengetahui siapakah yang memilikinya. Ia tidak dapat mendapatkan suatu hal itu tetapi dari pemiliknya. Begitulah rejeki. Rejeki sebenarnya adalah pemberian dari Allah Azza wa Jalla. Dialah yang Maha Pemberi rejeki. Jadi jangan hanya mengandalkan usaha manusiawi tetapi perbanyaklah berdoa memohon kepadaNya. Doakan suami supaya selalu mendapatkan limpahan rejeki dari Allah, dan yakinlah bila istri berdoa pada Allah untuk suaminya pasti Allah akan mengabulkannya.

“DanTuhanmu berfirman : Berdoalah kepadaKu niscaya Aku kabulkan” (QS. Ghafir : 60).

9. Istri yang suka shalat dhuha

Shalat dhuha adalah shalat sunnah yang luar biasa keutamaannya. Shalat dhuha dua raka’at setara dengan 360 sedekah untuk menggantikan hutang sedekah setiap persendian. Shalat dhuha empat rakaat, Allah akan menjamin rejekinya sepanjang hari.

“Di dalam tubuh manusia ada 360 sendi, yang semuanya harus di keluarkan sedekahnya. ” Mereka (para sahabat) bertanya, “Siapakah yang dapat melakukan itu wahai Nabiyullah? ” Beliau menjawab, “Engkau membersihkan dahak yang ada didalam masjid adalah sedekah, engkau menyingkirkan suatu hal yang mengganggu dari jalan adalah Jadi bila engkau tidak menemukannya (sedekah sebanyak itu), jadi dua raka’at Dhuha telah mencukupimu. ” (HR. Abu Dawud)

Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, “Wahai anak Adam, janganlah engkau luput dari empat rakaat di awal harimu, niscaya Saya cukupkan untukmu di sepanjang hari itu. ” (HR. Ahmad).

10. Istri yang taat dan melayani suaminya

Salah satu kewajiban istri pada suami adalah mentaatinya. Selama perintah suami tidak dalam rangka mendurhakai Allah dan RasulNya, istri wajib mentaatinya.

Apa hubungannya dengan rezeki? Ketika seorang istri taat pada suaminya, jadi hati suaminya juga tenang dan damai. Saat hatinya damai, ia dapat berpikir lebih jernih dan kreatifitasnya muncul. Semangat kerjanya juga menggebu. Ibadah juga lebih tenang, rizki mengalir lancar.
SEMOGA BERMANFAAT dan Allah SWT senantiasa memudahkan Rizki Anda… Aamiin ya Rabbal Alamin.

Catatan:

Berlaku untuk suami maupun istri, kecuali poin 10 dimana suami taat kepada ibu bapaknya dan kepada ALLOH dan Rasul Nya. Ditambah lagi suami dalam mencari rezeki harus halal baik niat dan cara mendapatkan rezeki nya krn rezeki tsb akan di nikmati oleh keluarganya karena di akhirat kelak rezeki yg kita usahakan akan dipertanggung jawabkan baik niat, cara dan ke mana rezeki itu.
Source: Kulwag “Junaedi Family” 13/4/17

Bila Allah Tidak Menghendaki Kita Lagi

Allah akan sibukkan kita dengan urusan dunia.

Allah akan sibukkan kita dengan urusan anak-anak.

Allah akan sibukkan kita dengan urusan menjalankan perniagaan dan harta.

Allah akan sibukkan kita dengan urusan mengejar karir, pangkat dan jabatan.
Alangkah ruginya karena kesemuanya itu akan kita tinggalkan.

Sekiranya kita mampu bertanya pada orang-orang yang telah pergi terlebih dulu menemui Allah Subhana Wa Ta’alla dan jika mereka diberi peluang untuk hidup sekali lagi,

Tentu mereka akan memilih untuk memperbanyak amal ibadah.

Sudah semestinya mereka memilih tidak lagi akan bertarung mati-matian untuk merebut dunia, yang sudah jelas-jelas tidak bisa dibawa mati.

Karena tujuan kita diciptakan adalah untuk menyembah Allah, beramal dan beribadah kepada Allah.
Kita mungkin cemburu apabila melihat orang lain lebih dari kita, dari segi gaji, pangkat, harta, jabatan, rumah besar, mobil mewah.

Kenapa kita tidak pernah cemburu melihat ilmu agama orang lain lebih dari kita?

Kita tidak pernah cemburu melihat orang lain lebih banyak amalan dari kita.

Kita tidak pernah cemburu apabila melihat orang lain bangun di sepertiga malam, sholat tahajud dan bermunajat kepada Allah.

Kita tidak pernah cemburu apabila melihat orang lain setiap hari sholat subuh berjamaah di masjid dekat rumah kita.

Kita hanya cemburu apabila melihat orang lain ganti kendaraan dengan yang lebih mewah.

Kita cemburu apabila melihat orang lain bisa setiap tahun liburan.

Kita hanya cemburu apabila melihat orang lain bergelimang harta, tahta dan Wanita.

Cemburu karena dia bisa jadi gubernur, bupati ataupun Walikota.

Tetapi jarang kita cemburu apabila melihat orang lain yang bisa khatam Al’Quran sebulan dua kali.

kita jarang cemburu apabila melihat mualaf yang Faham isi AlQur’an.

Kita jarang cemburu apabila melihat orang lain berbuat untuk menegakkan Akidah Islam.

Kita jarang cemburu kepada orang yang berjihad di jalan Allah.

Kita jarang cemburu kepada orang yang mewakafkan dirinya dan semua Hartanya dijalan Allah.
Setiap kali menyambut hari ulang tahun, kita sibuk mau merayakan sebaik mungkin, tetapi kita telah lupa dengan bertambahnya umur kita.

Maka panggilan Illahi makin bertambah dekat.

Kita patut bermuhasabah mengenai persiapan ke satu perjalanan yang jauh, yang tidak akan kembali untuk selama-lamanya. Karena Hidup di dunia menentukan kehidupan yg kekal nanti di akhirat.
Sesungguhnya,

MATI itu PASTI…

ALAM KUBUR itu BENAR…

HISAB itu BENAR…

MAHSYAR ALLAH itu BENAR…

SYURGA dan NERAKA itu BENAR…
Penyesalan itu selalu terlambat…

Menunda Taubat menunggu usia Tua…

Itupun kalau masih sempat…

Sebab syarat MATI nggak harus tua, nggak harus sakit …

Penyelesaian masalah hidup adalah melalui iman dan amal.

Iman sebesar zarrah pun, Allah muliakan dgn syurga 100x dunia

Lalu mengapa kita tak mau menambah bekal hidup kita dengan Iman, Ibadah dan Amalan baik…???
Mudah-mudahan hidup kita selamat di dunia dan Akhirat dan selalu bermanfaat untuk Ummat dan kita termasuk orang-orang yang Allah ridhoi, untuk masuk ke syurgaNya
آمـــــين يا ربّ العالمــين
Ditulis oleh Ustadz Maududi Abdullah, Lc.
Source: kulwag “Junaedi Family” 8/4/17

Cerdasnya Orang Beriman

Assalamu’alaikum Wr. Wb..

Cerdasnya orang yg beriman adalah, dia yg mampu mengolah hidupnya yg sesaat & yg sekejap untuk hidup yg panjang. Hidup bukan untuk hidup, tetapi hidup untuk Yang Maha Hidup. Hidup bukan untuk mati, tapi mati itulah untuk hidup.

Kita jangan takut mati, jangan mencari mati, jangan lupakan mati, tapi rindukan mati. Karena, mati adalah pintu berjumpa dengan Allah SWT. Mati bukanlah akhir cerita dalam hidup, tapi mati adalah awal cerita sebenarnya, maka sambutlah kematian dengan penuh ketakwaan.

Hendaknya kita selalu menjaga tujuh sunnah Nabi setiap hari. Ketujuh sunnah Nabi SAW itu adalah:

●Pertama, Tahajjud karena kemuliaan seorang mukmin terletak pada tahajjudnya.

●Kedua, Membaca Al-Qur’an sebelum terbit matahari. Alangkah baiknya sebelum mata melihat dunia, sebaiknya mata membaca Al-Qur’an terlebih dahulu dengan penuh pemahaman.

●Ketiga, Jangan tinggalkan masjid terutama di waktu subuh. Sebelum melangkah kemana pun langkahkan kaki ke masjid, karena masjid merupakan pusat keberkahan, bukan karena panggilan muadzin tetapi panggilan Allah yg memanggil orang beriman untuk memakmurkan masjid Allah.

●Keempat, Jaga Shalat Dhuha karena kunci rezeki terletak pada shalat dhuha

●Kelima, Jaga sedekah setiap hari. Allah menyukai orang yg suka bersedekah, dan malaikat Allah selalu mendoakan kepada orang yg bersedekah setiap hari.

●Keenam, Jaga wudhu terus menerus karena Allah menyayangi hamba yg berwudhu.

Khalifah Ali bin Abi Thalib berkata, “Orang yg selalu berwudhu senantiasa ia akan merasa selalu shalat walau ia sedang tidak shalat, dan dijaga oleh malaikat dengan dua doa, “ampuni dosa dan sayangi dia Ya Allah”.

●Ketujuh, Amalkan istighfar setiap saat.

Dengan istighfar masalah yg terjadi karena dosa kita akan dijauhkan oleh Allah.

Tiga doa yang janganlah kau lupakan dalam sujud

1. Mintalah diwafatkan dalam keadaan husnul khotimah: Allahumma inni as’aluka husnul khotimah. Artinya : “Ya Allah aku meminta kepada-MU husnul khotimah”

2. Mintalah agar kita diberikan kesempatan Taubat sebelum wafat: Allahummarzuqni taubatan nasuha qoblal maut. Artinya: “Ya Allah berilah aku rezeki taubat nasuha (atau sebenar-benarnya taubat) sebelum wafat”

3. Mintalah agar hati kita ditetapkan di atas Agamanya: Allahumma yaa muqollibal quluub tsabbit qolbi ‘ala diinika. Artinya: “Ya Allah wahai sang pembolak balik hati, tetapkanlah hatiku pada agama-MU”

Lakukanlah kebaikan walau sekecil apapun itu, karena tidaklah kau ketahui amal kebaikan apakah yang dapat menghantarkanmu ke syurga.

SELAMAT MENGAMALKAN
Source: kulwag “Junaedi Family” 8/4/17

Kisah Tentang Cinta Kasih Seorang Ayah

Bismillahir-Rahmaanir-Rahim.
Ayah di dalam kamar, beberapa kali batuk².

“Cinta ayahmu kepadamu luar biasa, tetapi lebih banyak disimpan dalam hati karena kau perempuan”, kata ibu.

Aku mendengarkan ibu dengan heran.

“Ketika kau melanjutkan kuliah ke Jakarta dan aku bersama ayahmu mengantarmu ke stasiun, kau dan aku saling berpelukan.

Ayahmu hanya memandang. Dia bilang juga ingin memelukmu, tapi sebagai laki² tak lazim memeluk anak perempuan di depan banyak orang, maka dia hanya menjabat tanganmu, lalu berdiri sampai kereta itu menghilang”, kata ibu.

“Ibu memang sering menelponmu.

Tahukah kau, itu selalu ayahmu yg menyuruh dan mengingatkan.

Mengapa bukan ayahmu sendiri yg menelpon?

Dia bilang, “Suaraku tak selembut suaramu, anak kita harus menerima yg terbaik”.

“Ketika kamu diwisuda, kami duduk di belakang.

Ketika kau ke panggung dan kuncir di togamu dipindahkan rektor, ayahmu mengajak ibu berdiri agar dapat melihatmu lebih jelas.

“Alangkah cantiknya anak kita ya bu,” kata ayahmu sambil menyeka air matanya.

Mendengar cerita ibu di ruang tamu, dadaku sesak, mungkin karena haru atau rasa bersalah.

Jujur saja selama ini kepada ibu aku lebih dekat dan perhatianku lebih besar. Sekarang tergambar kembali kasih sayang ayah kepadaku. Aku teringat ketika naik kelas 2 SMP aku minta dibelikan tas. Ibu bilang ayah belum punya uang.

Tetapi sore itu ayah pulang membawa tas yg kuminta.

Ibu heran. “Tidak jadi ke dokter?” tanya ibu. “Kapan² saja.

Nanti minum jahe hangat, batuk akan hilang sendiri”

Kata ayah.

Rupanya biaya ke dokter, uangnya untuk membeli tasku, membeli kegembiraan hatiku, dengan mengorbankan kesehatannya.

“Dulu setelah prosesi akad nikahmu selesai, ayahmu bergegas masuk kamar.

Kau tahu apa yg dilakukan?” tanya ibu.

Aku menggeleng. “Ayahmu sujud syukur sambil berdoa untukmu.

Air matanya membasahi sajadah.

Dia mohon agar Allah melimpahkan kebahagiaan dalam hidupmu.

Sekiranya kau dilimpahi kenikmatan, dia mohon tidak membuatmu lupa zikir kepada-Nya.

Sekiranya diberi cobaan, mohon cobaan itu adalah cara Tuhan meningkatkan kualitas hidupmu.

Lama sekali dia sujud sambil terisak.

Ibu mengingatkan banyak tamu menunggu.

Dia lalu keluar dengan senyuman tanpa ada bekas air di pelupuk matanya”.

Mendengar semua itu, air mataku tak tertahan lagi, tumpah membasahi pipi.

Dari kamar terdengar ayah batuk lagi.

Aku bergegas menemui ayah sambil membersihkan air mata.

“Kau habis menangis?”

Ayah menatapku melihat sisa air di mataku.

“Oh, tidak ayah!” aku tertawa renyah.

Ku pijit betisnya lalu pundaknya.

“Pijitanmu enak sekali seperti ibumu”, katanya sambil tersenyum.

Aku tahu, meski sakit, ayah tetap ingin menyenangkan hatiku dengan pujian.

Itulah pertama kali aku memijit ayah.

Aku melihat betapa gembira wajah ayah. Aku terharu.

“Besok suamiku menyusulku, ambil cuti seminggu seperti aku.

Nanti sore ayah kuantar ke dokter”, kataku. Ayah menolak. “Ini hanya batuk ringan, nanti akan sembuh sendiri”.

“Harus ke dokter, aku pulang memang ingin membawa ayah ke dokter, mohon jangan tolak keinginanku”, kataku berbohong.

Ayah terdiam. Sebenarnya aku pulang hanya ingin berlibur, bukan ke dokter.

Tapi aku berbohong agar ayah mau kubawa ke dokter.

Aku bawa ayah ke dokter spesialis.

Ayah protes lagi, dia minta dokter umum yg lebih murah. Aku hanya tersenyum.

Hasil pemeriksaan ayah harus masuk rumah sakit hari itu juga.

Aku bawa ke rumah sakit terbaik di kotaku.

Ibu bertanya setengah protes. “Dari mana biayanya?”.

Aku tersenyum.

“Aku yg menanggung seluruhnya bu. Sejak muda ayah sudah bekerja keras mencari uang untukku. Kini saatnya aku mencari uang untuk ayah. Aku bisa! Aku bisa bu!”.

Kepada dokter aku berbisik, “Tolong lakukan yg terbaik untuk ayahku dok, jangan pertimbangkan biaya”, kataku. Dokter tersenyum.

Ketika ayah sudah di rumah dan aku pamit pulang, aku tidak menyalami, tetapi merangkul dengan erat untuk membayar keinginannya di stasiun dulu.

“Seringlah ayah menelponku, jangan hanya ibu”, kataku.

Ibu mengedipkan mata sambil tersenyum.

Dalam perjalanan pulang, aku berfikir, berapa banyak anak yg tidak paham dengan ayahnya sendiri seperti aku.

Selama ini aku tidak paham betapa besar cinta ayah kepadaku.

Hari-hari berikutnya aku selalu berdoa :

“Rabbighfir lii wa li waalidayya warhamhuma kama rabbayaani shagiira”.

Namun kini dengan perasaan berbeda.

Terbayang ketika ayah bersujud pada hari pernikahanku sampai sajadahnya basah dengan air matanya.

Semoga dapat menjadi contoh bagi para anak, betapa besar nya cinta kasih seorang Ayah…

Tidaklah jauh berbeda dengan cinta kasih seorang Ibu….

Semoga bermanfa’at
Source: kulwag “Junaedi Family” 7/4/17